Friday, September 30, 2011

heartbreak

saya tidak pernah meminta berada dalam situasi seperti ini. Tidak juga pernah menyengajakan diri terjebak dalam keadaan yang tidak ideal. Tuhan tahu seberapa saya berusaha. Menahan diri. Meredam ledakan. Menelan stimulus yang tidak mengenakan. Atau menangkis tiap aksi yang membahayakan diri. Tidak perlulah saya bicara pada semua. Toh, tak ada hal yang saya lakukan tanpa berpikir tentang resikonya pada diri saya sendiri. Kalaupun terlihat ada yang berbeda, nasehati saya dengan kata2 yang lembut. And say it personally. Tidak di depan banyak orang dan menciptakan prasangka-prasangka baru.



Huff... Saya kira hati plastik macam yang saya punya kebal dari bantingan keras. Ternyata, goresan kata juga bisa buat saya kecewa.

Hasbunallah wa ni'mal wakiil...

Thursday, September 29, 2011

reality of fear

admit it.
sometimes...
we are not scared of the dark. we scared of what's in it.
we are not afraid of heights. we're afraid of falling.
we are not afraid of the people around us. we're afraid of being rejected.
we are not afraid to love. we are afraid of not being love back.
we are not afraid of let go. we are afraid to accept the reality that the one we love had gone
we are not afraid to try again. we are just afraid of getting hurt for the same reason.



ah, life do feel bitter sometimes. it's so scary until we think we can't bear it.
but, eventually God always with us. every time of our life. He watch n listen to us. listen and watch every single whisper of our heart. it is us, human. who didn't notice.


But if they turn away, say (O Muhammad SAW): "Allâh is sufficient for me. none has the right to be worshipped but He, in Him I put my trust and He is the Lord of the Mighty Throne." (9:129)


Saturday, September 24, 2011

power of will

niat yang sama pasti akan bertemu, walaupun berjauhan. -ippho santosa-

Tuesday, September 20, 2011

mamah, aku ingin sekolah

beberapa hari ini rasanya hati saya gerimis tiap lihat foto teman-teman kampus. they celebrated their postgraduation day. fufufufu.... iriiiiii....!!! ngelihat foto-foto sumringah mereka saat wisuda pascasarjana program profesi psikologi bikin keinginan sekolah lagi kian menggelora. sumpah, saya kangen ngampus. rindu belajar di kelas, ribet ngerjain tugas, n ribut diskusi tugas sama teman2 sekelompok. lagipula, makin hari saya makin ngerasa ilmu dan kapabilitas psikologi saya semakin pas-pasan. apalagi saat menghadapi kasus anak-anak yang makin beragam dan cenderung ekstrim.

jadi inget waktu masih kuliah S1, menetapkan rencana harus S2 profesi sebelum usia 30 tahun. daannn.... here i am now, 26 y.o. and still working to earn some money which is so far away form the budget i have to collect for postgraduate tuition fee. hahahaha... *ketawa miris*. kadang kalau mikirin masalah biaya, impian untuk bisa sekolah itu terasa sangat jaaaauuhh... secoro, setelah dua tahun kerja, uangnya masih belum kekumpul juga. selalu kepake buat yang lain (-_-"). lagian, gaji aye juga masih sedikit, gan. hehehe...

ah, tapi tetep harus yakin kalo saya bisa sekolah lagi. kapanpun itu. minimal kita pelihara tekad aja dulu. kalo kita yakin, pasti Allah kasih jalan. entah lewat tb simatupang, ato lewat jalan kebagusan. pasti ada.

udah ah, sekian dulu curhat saya. yang baca postingan ini, tolong doakan saya ya... bisa sekolah lagi secepatnya. oia, sya pengen jadi educational n family psychologist, catet itu dan sebutkan dalam doa kalian yaaaa... terima kasih.

much love,

me


Thursday, September 15, 2011

mengambil jeda

mundur sejenak. menghela nafas dan menakar diri. karena rasio bisa menalar, tapi emosi tetap sebal pada sikap yang bebal. mari diri, kita sinkronkan hati dengan pikir agar tetap adil menilai orang lain, menilai situasi dan paling utama menilai diri sendiri.

semoga Allah melindungi orang2 shaleh dari keburukan prasangka dan fitnah makhlukNya.


amiin..

Wednesday, September 14, 2011

cin(T)a
























Dear Allah...
In Your majesty, You create differences...
In my arrogance, I question Your wisdom...
In Your mystery, You create temptation...
In my inferiority, You make me more than who I am...
So here Iam...
Surrender me in the agony of Your love...
Surrender me in the irony of Your law...
Lead me to the joy of love re-divined...
Teach me how to love You more


*quote from cin(T)a

*picture taken from Google

Thursday, September 08, 2011

menanti kemudahan dengan sabar

sampaikan kabar gembira kepada malam hari
Bahwa sang fajar pasti datang mengusirnya
dari puncak-puncak gunung dan dasar-dasar lembah.

Kabarkan juga kepada orang yang dilanda kesusahan,
Bahwa pertolongan akan datang secepat kelebat cahaya dan kedipan mata.

Kabarkan juga kepada orang yang ditindas,
Bahwa kelembutan dan dekapan hangat akan segera tiba.

Saat Anda melihat hamparan padang sahara
yang seolah memanjang tanpa batas,
Ketahuilah bahwa dibalik kejauhan itu
terdapat kebun yang rimbun penuh hijau dedaunan.

Ketika Anda melihat seutas tali meregang kencang,
Ketahuilah bahwa, tali itu akan segera putus.

Setiap tangisan akan berujung dengan senyuman,
Ketakutan akan berakhir dengan rasa aman,
Dan kegelisahan akan sirna oleh kedamaian.


Kobaran api tidak mampu membakar tubuh Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam.
Dan itu, karena pertolongan Ilahi membuka “jendela” seraya berfirman: “Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.” (QS. Al-Anbiya’ : 69)

Lautan luas tak kuasa menenggelamkan Kalimur Rahman (Musa ‘Alaihissalam).
Itu, karena suara agung kala itu telah bertitah,
“Sekali-kali tidak akan tersusul. Sesungguhnya, Rabb-ku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” (QS. Asy-Syu’ara: 62).

Ketika bersembunyi dari kaum kafir dalam sebuah gua,
Nabi Muhammad Saw yang ma’shum mengabarkan kepada Abu Bakar bahwa Allah Yang Maha Tunggal dan Maha Tinggi ada bersama mereka.
Sehingga, rasa aman, tentram dan tenang pun datang menyelimuti Abu Bakar.


Mereka yang terpaku pada waktu yang terbatas
dan pada kondisi yang (mungkin) sangat kelam,
Umumnya hanya akan merasa kesusahan, kesengsaraan,
dan keputusasaan dalam hidup mereka.
Itu, karena mereka hanya menatap dinding-dinding kamar
dan pintu rumah-rumah mereka.
Padahal, mereka seharusnya menembuskan pandangan sampai kebelakang tabir
dan berpikir lebih jauh tentang hal-hal yang berada di luar pagar rumahnya.

Maka dari itu, jangan pernah merasa terhimpit sejengkalpun,
Karena setiap keadaan pasti berubah.

Dan sebaik-baik ibadah adalah menanti kemudahan dengan sabar.
Betapapun, hari demi hari akan terus bergulir,
Tahun demi tahun akan selalu berganti,
Malam demi malam pun datang silih berganti.
Meski demikian, yang gaib tetap tersembunyi,
Dan sang Maha Bijaksana tetap pada keadaan dan segala sifat-Nya.
Dan Allah mungkin akan menciptakan sesuatu yang baru setelah itu semua.
Tetapi sesungguhnya, bersama kesulitan itu tetap akan muncul kemudahan.


****

di film "Di Bawah Lindungan Ka'bah" yang kemarin saya tonton ada kata-kata yang singkat, tapi dalam. "jika kau terjebak dalam badai, cara satu-satunya untuk keluar adalah dengan tetap berjalan dan yakin bahwa kita akan berhasil melewatinya." hmm... kata-kata itu tampaknya cocok buat saya. harus tetap berjalan dalam badai.

Monday, September 05, 2011

writer's block

ugh, dari kemarin selalu ada yang bisa saya ceritakan, tapi entah kenapa ketika saya mulai mengetik semuanya menguap. ada apa ini?

Friday, September 02, 2011

angin dan air


"Laki-laki yang baik seperti angin yang mengarus di udara dan perempuan yang baik laksana air yang sejuk dan menghidupkan. Ketika keduanya bertemu mereka bersinergi menjadi hujan yang merupakan tanda kasih sayang Tuhan. Itulah keserasian.''
(Kaki kecil)

11.12.10