Tuesday, July 26, 2011

[saat lelah]

Jika cintaku harus bergerak, mengalir dan mengarus pada
arah yang jelas.

Berikan aku kaki dan tangan yang cukup kuat untuk mengayuh, menyelam dan tetap berenang menuju samuderaMu, Tuan.

Jika tujuan dari tiap tapak adalah singgasanaMu.

Jadikan takdirku sebagai jalan setapak yang terang melingkupi langkah ku yang kadang payah.

Tuan, kerinduan pada suatu yang tak pernah dijumpa rupanya adalah ujian tak berdefinisi.

Buat mata, hati, telinga, dan
pikirku Kau lingkupi.

Biar aku larut dalam candu rindu padaMu.


08.11.2010

Tuesday, July 19, 2011

lesson learned

A couple of hundred years ago, Benjamin Franklin shared with the world the secret of his success. Never leave that till tomorrow, he said, which you can do today. This is the man who discovered electricity. You think more people would listen to what he had to say. I don’t know why we put things off, but if I had to guess, I’d have to say it has a lot to do with fear. Fear of failure, fear of rejection, sometimes the fear is just of making a decision, because what if you’re wrong? What if you’re making a mistake you can’t undo? The early bird catches the worm. A stitch in time saves nine. He who hesitates is lost. We can’t pretend we hadn’t been told. We’ve all heard the proverbs, heard the philosophers, heard our grandparents warning us about wasted time, heard the damn poets urging us to seize the day. Still sometimes we have to see for ourselves. We have to make our own mistakes.We have to learn our own lessons. We have to sweep today’s possibility under tomorrow’s rug until we can’t anymore. Until we finally understand for ourselves what Benjamin Franklin really meant. That knowing is better than wondering, that waking is better than sleeping, and even the biggest failure, even the worst, beat the hell out of never trying.

–Meredith, Grey’s Anatomy

taken from mayuko's blog.

Friday, July 15, 2011

menujuMu


saya pernah berjanji pada diri sendiri untuk belajar tidak men[Tuhan]kan ikhtiar yang sudah saya lakukan. dan rupanya Allah SWT tidak begitu saja menerima janji saya. Allah menguji sejauh mana kemampuan tidak men[Tuhan]kan ikhtiar yang saya maksud. lulus ujian kah saya? entahlah, cuma Allah yang berhak menilai. dan saya tetap yakin, pada apapun Allah lebih tahu yang terbaik buat saya. kalaupun ada sesuatu yang tak sesuai harap. saya percaya Allah tetap memeluk doa-doa saya, doa kamu, doa kita. karena biar bagaimanapun, adalah hak prerogatif mutlak Allah untuk mengabulkan, mengganti, ataupun menahan doa-doa kita.

semoga kelak ada buah manis yang bisa kita petik dari pohon kepasrahan yang ditanam. ingat saja, pemanah tidak menjadi ahli pada lesatan anak panah pertama. pasti ada puluhan anak panah lainnya yang gagal tertancap di sasaran. karena ia kurang pandai memperhitungkan kekuatan tangan dan mempertemukannya dengan arah angin yang tepat. tapi, pasti ada keniscayaan, bahwa di tiap anak panah yang gagal menancap di sasaran, si pemanah belajar satu hal yang baru. yaitu bagaimana mempertemukan kekuatannya dengan arah angin hingga anak panah menancap tepat di tengah sasaran.


sore ini, saya tertegun membaca status mas herry mardian,

"Awal akal dan jiwa ini, ketika jarak bermula, adalah bersama-Mu. Engkaulah juga ujungnya, dan segala diantaranya. Aku cuma bisa bergerak ke arah-Mu."

ya, saya harusnya ingat, bahwa awalnya saya, tiadanya saya hingga mengada di dunia, haruslah berujung padaNya di kedua sisi.

aku mencintaiMu Ya Allah...
ku mulai dari lisanku,
dan belajar menyesapkan cinta itu terus menerus ke dalam kalbu.
aku belajar bergerak ke arah-Mu.
dengan merangkak pun aku mau.


Thursday, July 14, 2011

teguran


“Barangsiapa yang bersandar kepada pilihan terbaik yang Allah berikan untuknya, dia tidak akan berangan-angan selain keadaan yang dipilihkan untuknya.”
(Kanzul Ummal, Ali bin Hisamuddin al-Hindi)

doa [1]

Allah.... apapun itu, lapangkan hati hamba....

lapangkan hati hamba....

lapangkan hati hamba....

berikan hamba kekuatan untuk menyelesaikan perkara hamba dengan mudah dan jauhkan hamba dari nafsu amarah. kalaupun ada kesal, jangan biarkan kesal itu merenggut logika berpikir hamba.


bantu hamba ya Rabb...