Friday, July 15, 2011

menujuMu


saya pernah berjanji pada diri sendiri untuk belajar tidak men[Tuhan]kan ikhtiar yang sudah saya lakukan. dan rupanya Allah SWT tidak begitu saja menerima janji saya. Allah menguji sejauh mana kemampuan tidak men[Tuhan]kan ikhtiar yang saya maksud. lulus ujian kah saya? entahlah, cuma Allah yang berhak menilai. dan saya tetap yakin, pada apapun Allah lebih tahu yang terbaik buat saya. kalaupun ada sesuatu yang tak sesuai harap. saya percaya Allah tetap memeluk doa-doa saya, doa kamu, doa kita. karena biar bagaimanapun, adalah hak prerogatif mutlak Allah untuk mengabulkan, mengganti, ataupun menahan doa-doa kita.

semoga kelak ada buah manis yang bisa kita petik dari pohon kepasrahan yang ditanam. ingat saja, pemanah tidak menjadi ahli pada lesatan anak panah pertama. pasti ada puluhan anak panah lainnya yang gagal tertancap di sasaran. karena ia kurang pandai memperhitungkan kekuatan tangan dan mempertemukannya dengan arah angin yang tepat. tapi, pasti ada keniscayaan, bahwa di tiap anak panah yang gagal menancap di sasaran, si pemanah belajar satu hal yang baru. yaitu bagaimana mempertemukan kekuatannya dengan arah angin hingga anak panah menancap tepat di tengah sasaran.


sore ini, saya tertegun membaca status mas herry mardian,

"Awal akal dan jiwa ini, ketika jarak bermula, adalah bersama-Mu. Engkaulah juga ujungnya, dan segala diantaranya. Aku cuma bisa bergerak ke arah-Mu."

ya, saya harusnya ingat, bahwa awalnya saya, tiadanya saya hingga mengada di dunia, haruslah berujung padaNya di kedua sisi.

aku mencintaiMu Ya Allah...
ku mulai dari lisanku,
dan belajar menyesapkan cinta itu terus menerus ke dalam kalbu.
aku belajar bergerak ke arah-Mu.
dengan merangkak pun aku mau.


No comments:

Post a Comment