Thursday, September 14, 2006

karena orang tua surga kita

dek, ibumu adalah samudra, luas tak berbatas
hatinya dalam karena cinta
biru karena kasih
kasih yang mengalir seperti air dari hulu yang menghidupi manusia

dek, bapakmu adalah langit
luas menyelimuti bumi bak perisai pelindung dari tajamnya radiasi mentari
cintanya melindungimu dari fana dunia
menatarmu sebelum dapat melompat dari pangkuannya yang kekar
menuntunmu saat belajar melangkahi jalan panjang hidup di depan

dek, tak ingatkah kau sunah Rasul kita?
ketika datang sahabat yang bertanya
"Siapakah manusia yang paling berhak aku pergauli dengan baik?"
Rasul menjawab,"Ibumu."
dia bertanya lagi,"Kemudian siapa?"
Rasul menjawab, "Kemudian Ibumu"
dia bertanya lagi,"Kemudian siapa?"
Rasul menjawab, "Kemudian Ibumu"
dia bertanya lagi,"Kemudian siapa?"
Rasul menjawab lagi, " Kemudian ayahmu"

begitu tinggi kedudukan orang tua kita
hingga Rasul menempatkannya sebagai manusia
yang paling utama untuk diperlakukan sebaik-baiknya

ibu kita punya surga ditelapak kakinya
begitu pun bapak yang tak kalah mulia karena kedudukannya
tak ada orang yang paling berhak mendapat bakti darimu, dek!
bukan aku, bukan adikmu
tapi mereka!
bapak dan ibu kita.

tapi...dek, sejatinya mereka juga manusia
mereka punya cinta yang dalam
karenanya mereka punya hak untuk mengikat kita erat
ada kalanya marah jadi cara untuk menjaga buah hatinya
atau membuat air mata melintas di pipi ananda
hanya karena cinta itu bermanifestasi dalam cara yang tak bisa kita pahami jalannya

dek, ibumu juga manusia
kadang ia begitu kecewa dengan pilihan yang kita buat
kadang dalam diam ia menyesalkan terjalnya jalan yang kita tempuh
tapi itu bukan karena cintanya memudar
atau ibumu egois
demikian karena ibumu sayang
tak ingin ada duri menyentuh tangan
atau batu menyandung kaki kita yang dipeliharanya bak mutiara
tak ada kata yang meluncur mengutuk anaknya
hanya ada doa yang dimunajatkan setiap kali
kaki terlipat, tangan terangkat dan puja-puji mengucap

dek, bapakmu juga manusia
ia punya amarah yang memuncak seperti ledakan gunung merapi
ia punya kuasa yang mengekang bak simpul ikatan pelana kuda
dan seribu alasan untuk menjaga pijakan kita
tapi ia juga punya air mata
yang keluar dimalam dingin
saat sujud tersungkur di sajadah lusuh
luruh mengharap keridhoan dan ampunan
bagi ibumu
bagi saudara-saudaramu
dan utama
bagimu

maka tak ada alasan kita berkeluh kesah
atau mengeluh tak mematuhi perintahnya
karena,
orang tua surga kita

No comments:

Post a Comment