Friday, September 08, 2006

kecewa... marah...dan akhirnya sebuah kemaafan lah yang paling baik

dulu, waktu pertama kali tau, gw marah berat ma dia. serasa ditikam dari belakang pake pedang yang paling tajam. dia mungkin ga tahu betapa kecewa dan marahnya gw. dia juga mungkin ga tahu malam2 panjang yang gw lewatkan dengan berbagai macam pikiran bermain di kepala dan udah bikin gw ga bisa tidur. perasaan gelisah tiap kali berpikir apa yang salah? siapa yang salah? apa gw juga terlibat didalamnya? dianggap apa gw sama dia? membuat gw punya sejuta alasan untuk membenci dia dan menumpahkan sejuta amarah gw. tapi... ternyata gw ga cukup berani untuk sekedar bertanya, kenapa lo ga pernah cerita ke gw?
pertanyaan yang berputar dikepala gw sekian malam, sekian hari ternyata memang hanya bisa berputar di kepala gw. karena pertanyaan itu ga pernah meluncur. ga pernah keluar dari mulut gw. karena saat otak gw mencaci maki dia, hati gw selalu jadi yang pertama mencegah. ketika pikiran gw memerintah untuk mengkonfrontasi semua berita langsung ke dia, hati gw selalu menghalangi dengan sebuah tanya "apa dengan begitu masalah akan selesai dan dia tidak membenci gw?". bahkan ketika dia meninggalkan gw dengan tidak pernah lagi sekedar menyapa lewat sms ato nelpon ke rumah dan gw mulai ingin bertanya ke dia, lagi-lagi hati gw menyuruh gw untuk mundur dan seperti yang gw duga, ga pernah lagi ada komunikasi antara gw dan dia. pun ketika orang-orang mulai bertanya, mana dia? bagaimana kabarnya? kenapa kami ga pernah lagi terlihat bersama? gw hanya bisa menjawab, "ga tahu...mungkin dia lagi banyak urusan". orang-orang juga bertanya tentang kebenaran berita tentang dia, dan lagi-lagi gw cuma bisa bilang, "ga tau, dia ga pernah cerita..."
sekarang, kecewa dan marah gw memang belum hilang, tapi gw ga mau lagi ter-occupied dengan pikiran jahat gw sendiri. gw yakin, dia punya sejuta alasan untuk ga cerita ke gw. gw yakin, dia juga punya alasan untuk berhenti menghubungi gw, dan gw yakin apa yang di pilih adalah sesuatu yang dia pikirkan segala konsekuensinya. gw akan membiarkan dia jalan dengan segala pilihannya.
ramadhan sebentar lagi datang. dan gw cuma pengen dia tahu, gw kecewa...marah...tapi pada akhirnya gw memaafkan dia. memaafkan tindakannya, yang mungkin tanpa dia sadari, udah membuat gw frustasi. dan apapun keputusannya, itulah mungkin yang terbaik dari Allah untuk dia. dan itu juga yang terbaik buat gw. dan gw pengen melepaskan diri dari segala pikiran jahat gw, supaya gw bisa menjalani ramadhan gw dengan tenang dan tanpa beban...

No comments:

Post a Comment